Inspirasiku

Inspirasiku
Sang Pemimpi

Sabtu, 07 November 2009

Internasionalisasi Pendidikan Menjawab Tantangan Era Globalisasi di Indonesia

Masalah sumber daya manusia Indonesia menjadi isu utama beberapa tahun terakhir ini. Sumber daya manusia sering dianggap sebagai komponen utama dalam pembangunan nasional. Apalah arti sumber daya alam yang melimpah bila tanpa diimbangi dengan sumber daya manusia yang berkualitas. Oleh karena itu, upaya yang lebih nyata perlu dilakukan secara terus menerus dan berkesinambungan dalam membangun manusia Indonesia yang berkualitas (Siswanto, 2009).
“Individu di dalam masyarakat merupakan potensi yang harus dikembangkan untuk mendukung dan melancarkan kegiatan pembangunan yang sedang maupun yang akan dilaksanakan. Manusia sebagai individu, sebagaimana kodratnya memiliki sifat-sifat yang baik mauun yang buruk. ... Untuk merubah yang buruk dan memperkembangkan yang baik mutlak memerlukan pembinaan melalui pendidikan, sehingga kekuatan-kekuatan yang potensiil dapat diperkembangkan menjadi suatu kenyataan” (Tillar & Pabbadja, 1979).
Rochaeti (2006:62) menarik kesimpulan sebagai berikut.

Ada dua pengertian dasar yang perlu dicatat dalam memahami konteks peningkatan SDM ini. Pertama, sumber daya manusia tidak diartikan sebagai sumber daya dalam konteks ekonomi, tetapi SDM sebagai insane dengan segala keutuhannya (human being as a whole). Dengan pemikiran tersebut , SDM tidak dipandang sebagai faktor produksi setara dengan sumber daya yang lain, tetapi lebih ke arah sebuah asset yang mesti dipelihara dengan baik karena manusia adalah makhluk Tuhan yang paling sempurna. Manusia memiliki daya yang bersumber dari jasmani, akal, kalbu dan nafsu. Dengan demikian, kualitas sumber daya manusia adalah kualitas seluruh potensi yang ada dalam diri manusia, yaitu kualitas akal, kalbu, nafsu dan jasmani. Kualitas akal, kalbu, dan nafsu tercermin dalam daya pikir, daya zikir, akhlak dan moral . Kualitas akal, kalbu dan nafsu diwujudkan dalam kecerdasan emosional (emotional quotient). Sedangkan kualitas jasmani utamanya diukur dengan derajat kesehatan fisik manusia. Kedua, pendidikan tidak dipandang sebagai ramuan ajaib yang mampu memecahkan segala permasalahan dalam membangun dunia dengan segala bentuk cita - citanya. Pendidikan harus dipandang sebagai salam satu wahana untuk untuk mengembangkan kualitas SDM.

Pembangunan pendidikan yang telah dilaksanakan Indonesia memang cukup membuahkan hasil. Namun, bika dibandingkan dengan negara-negara ASEAN, Indonesia masih cukup ketinggalan jauh. Rochaeti (2006:65) menyatakan bahwa ada beberapa masalah internal pendidikan yang tengah dihadapi Indonesia, diantaranya adalah :
1. Pemerataan kesempatan belajar yang masih rendah.
2. Penguasaan ilmu pengetahuan alam, matematika, dan bahasa terutama bahasa Inggris.
3. Adanya efisiensi internal karena lamanya masa studi melampaui waktu standar yang telah ditetapkan.
4. Relevansi pendidikan yang rendah sehinga terjadi peningkatan jumlah tenaga terdidik yang menganggur.
5. Tanggung jawab dan kesetiakawanan sosial yang semakin luntur akibat menurunnya akhlak dan moral.

Indonesia akan menghadapi perubahan yang lebih kompleks di era globalisasi. Berbagai perubahan yang mendasar akan terus berlangsung di semua aspek kehidupan manusia terutama dalam dunia pendidikan. Oleh karena itu, internasionalisasi pendidikan menjadi tantangan tersendiri bagi Indonesia di era globalisasi ini. Menurut Kedaulatan Rakyat Online edisi 2 Maret 2009, “internasionalisasi pendidikan merupakan sebuah proses untuk mengintegrasikan dimensi internasional, interkultural dan global ke dalam tujuan, fungsi dan penyampaian pendidikan” .
Kedaulatan Rakyat Online edisi 2 Maret 2009 menyatakan bahwa Indonesia perlu meningkatkan kembali program internasionalisasi pendidikan dengan melakukan berbagai upaya, di antaranya dengan memudahkan akses untuk mendatangkan mahasiswa, dosen, dan lembaga pendidikan dari negara lain, meningkatkan kualitas penelitian dengan menjalin hubungan yang lebih luas dengan negara lain, serta menyediakan sistem manajemen dan kepemimpinan yang berkualitas.





Daftar Rujukan

Kedaulatan Rakyat. 2009. Menghadapi Era Globalisasi; Internasionalisasi Pendidikan Tantangan Indonesia, (Online), (http://222.124.164/web/detail.Php?Sid=193060&actmenu=43.html, diakses 7 Oktober 2009).
Rochaeti, Eti. 2006. Sistem Informasi Manajenen Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Siswanto. 2009. Membangun Sistem Pendidikan Pendidikan yang Berbudaya di Era Globalisasi, (Online), ( http:// smunjogsakltn.sch.id, diakses 7 Oktober 2009).
Tillar, Dr. R. & Drs. Sardin Pabbaja. 1979. Pendidikan dan Pengembangan Masyarakat. Jakarta: PT. Rora Raya.

Jumat, 02 Oktober 2009

Rekondisi Kebiasaan Remaja Sebagai Solusi Perlindugan Lapisan Ozon

ABSTRAKSI

Mirawati, Lusi, dkk.2008. Rekondisi Kebiasaan Remaja Sebagai Solusi Perlindungan Ozon.
Kata Kunci : Kebiasaan Remaja, lapisan ozon

Lapisan ozon telah mengalami kerusakan yang menunjukkan penipisan secara drastis . Hal ini mendorong pemerintah dunia maupun Indonesia menetapkan berbagai kebijakan terkait dengan langkah-langkah yang harus ditempuh seperti kebijakan pengurangan pemakaian BPO terutama CFC sampai penghentian impor BPO pada akhir 2007. Namun demikian, kebijakan itu tidak akan efektif jika tidak diikuti kegiatan penyebarluasan kepada para remaja.. Penelitian ini bertujuan untuk maningkatkan peran serta remaja karena peran serta remaja sangat diperlukan meskipun remaja belum sepenuhnya sadar akar perannya dalam upaya perlindungan lapisan ozon, remaja harus tanggap dan kritis. Apalagi beberapa kebiasaan remaja sehari-hari juga menjadi salah satu penyebab kerusakan lapisan ozon.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa remaja sudah mengetahui tentang kerusakan lapisan ozon dan beberapa kebiasaan mereka yang dapat menjadi salah satu factor utama penyebab kerusakan ozon. Kebiasaan tersebut diantaranya adalah penggunaan AC, Parfum, Kendaraan Bermotor, Freezer dan panggunaan pengharum ruangan. Namun sayangnya sebagian besar remaja belum ikut serta dalam upaya perlindungan lapisan ozon sehingga diharapkan adanya rekondisi kebiasaan-kebiasaan remaja yang dapat merusak lapisan ozon sebagai solusi efektif untuk meningkatkan peran serta mereka dalam upaya perlindungan lapisan ozon.
Pendekatan yang digunakan dealam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif yaitu persentase frekuensi jawaban yang sama dari responden. Sedangkan data penelitian didapat melalui beberapa metode diantaranya metode studi pustaka, metode study media dan metode angket dengan sampel beberapa siswa SMAN 1 Talun.


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah
Sejak ditetapkannya tanggal 16 September sebagai Hari Ozon Dunia oleh Program Lingkungan PBB (United Nations Environment Programme) pada tahun 1987 berarti telah 20 tahun kita melakukan upaya untuk menanggulangi permasalahan menipisnya lapisan ozon. Pada tahun 1974 terdeteksi bahwa lapisan ozon mengalami kerusakan yang menunjukkan penipisan secara drastic. Hal itu berakibat banyak sinar ultraviolet yang mencapai bumi dan sangat berbahaya terhadap kelangsungan hidup makhluk di bumi (Gerbang, Edisi 41 April 2008:10).
Saat ini kondisi dari lapisan ozon semakin rusak dan menipis. Berdasarkan pemantauan menggunakan instrument Total Ozone Mapping Spectrometer (TOMS) pada satelit Nimbus 7 dan Meteor 3, kerusakan ini telah menimbulkan sebuah lubang yang dikenal sebagai lubang ozon (ozone hole) di kedua kutub bumi.
Kerusakan ozon disebabkan oleh meningkatnya pelepasan berbagai Bahan Perusak Ozon (BPO) ke atmosfer. Ada sekitar 00 jenis BPO yang terdaftar berdasarkan Protokol Montreal 1987. Beberapa jenis BPO yang umum di gunakan di Indonesia adalah chlorofluorocarbons (CFCs) dan hydrochlorofluorocarbons (HCFCs) yang banyak digunakan pada pendingin AC dan lemari es. Selain dari kelompok CFC, dikenal juga BPO jenis lain seperti halon, metil bromide, carbon tetrachloride, aerosol, solvent dan foam yang digunakan pada busa pengembang, pemadam kebakaran, pelarut, pestisida, serta kaleng semprot untuk parfum atau pengharum ruangan.
Ini menjadi tantangan bersma seluruh penduduk bumi, tidak peduli apakah negaranya sudah menandatangani seluruh protokol atau konvensi terkait perlindungan lapisan ozon. Pemerintah Indonesia sendiri telah terdaftar sebagai anggota Konvensi Wina dan Protokol Montreal pada tahun 1992 dan menetapkan kebijakan untuk berpartisipasi aktif dalam upaya perlindungan lapisan ozon bersama masyarakat dunia lainnya.
Pemerintah Indonesia telah menetapkan berbagai kebijakan terkait dengan langkah-langkah yang harus ditempuh seperti kebijakan pengurangan pemakaian BPO terutama CFC sampai penghentian impor BPO pada akhir 2007. Namun demikian, kebijakan itu tidak akan efektif jika tidak diikuti kegiatan penyebarluasan permasalahan ozon ini kepada seluruh tingkatan masyarakat terutama remaja. Remaja sebagai generasi penerus bangsa justru kurang berpartisipasi dalam upaya perlindungan lapisan ozon. Masih banyak remaja yang belum mengetahui bahwa beberapa kegiatan mereka sehari-hari dapat merusak lapisan ozon. Remaja diharapkan dapat memberikan kontribusinya melalui kegiatan-kegiatan yang dapat mengurangi kerusakan lapisan ozon. Oleh karena itu, diperlukan keterlibatan dari semua pihak untuk bergerak bersama dalam mengatasi masalah kerusakan lapisan ozon.
1.1.1 Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian diatas, dapat diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut :
1.1.1.1 Dampak kerusakan lapisan ozon telah mempengaruhi segala aspek kehidupan terutama aspek kesehatan.
1.1.1.2 Pemerintah telah ikut serta dalam upaya perlindungan lapisan ozon dengan mengeluarkan kebijakan-kebijakan terkait penggunaan BPO.
1.1.1.3 Dalam kenyataannya, masyarakat terutama remaja sebagai generasi penerus bangsa kurang berpartisipasi dalam upaya perlindungan lapisan ozon.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas maka dapat dirumuskan beberapa persoalan sebagai berikut :
1.2.1 Sudahkah remaja mengetahui kerusakan lapisan ozon akhir-akhir ini?
1.2.2 Sudahkah remaja mengetahui bahwa beberapa kegiatan sehari-hari yang mereka lakukan dapat menyebabkan kerusakan lapisan ozon?
1.2.3 Apa saja kegiatan sehari-hari remaja yang dapat merusak lapisan ozon?
1.2.4 Apakah faktor utama penyebab kerusakan lapisan ozon di kalangan remaja?
1.2.5 Sudahkah remaja ikut serta dalam upaya perlindungan lapisan ozon?
1.2.6 Seberapa besar keefektivan peran serta remaja dalam upaya perlindungan lapisan ozon?
1.2.7 Bagaimana solusi efektif untuk meningkatkan peran serta remaja dalam upaya perlindungan lapisan ozon?
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk :
1.3.1 Mengetahui seberapa besar pengetahuan remaja tentang kerusakan lapisan ozon
1.3.2 Mengetahui apa saja kegiatan remaja yang dapat merusak lapisan ozon
1.3.3 Mengetahui faktor utama penyebab kerusakan lapisan ozon di kalangan remaja
1.3.4 Mengetahui sudahkah remaja ikut serta dalam upaya perlindungan lapisan ozon
1.3.5 Mengetahui usaha yang dilakukan remaja dalam upaya perlindungan lapisan ozon
1.3.6 Mengetahui besarnya prosentase keefektivan peran serta remaja dalam upaya perlindungan lapisan ozon
1.3.7 Mengetahui solusi efektif yang mampu meningkatkan peran serta remaja dalam upaya perlindungan lapisan ozon
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Untuk mengetahui seberapa besar partisipasi remaja dalam upaya perlindungan lapisan ozon
1.4.2 Untuk meningkatkan partisipasi remaja khususnya dan masyarakat pada umumnya dalam upaya perlindungan lapisan ozon
1.4.3 Agar bisa menjadi referensi bagi pemerintah dalam menentukan keputusan di kemudian hari dalam perencanaan program-program perlindungan lapisan ozon




BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Pembahasan Teori
2.1.1 Rekondisi
2.1.1.1 Pengertian Rekondisi
Rekondisi berasal dari kata re dan kondisi. Re- yang mempunyai arti kembali; ke arah belakang. Dan kondisi yang berarti keadaan, syarat. Rekondisi kebiasaan remaja berarti mengembalikan kebiasaan remaja (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1991: 736).

2.1.2 Ozon
2.1.2.1 Sejarah Ozon
Ozon pertama kali ditemukan oleh Christian Friedrich Schonbein pada tahun 1840. Penamaan ozon diambil dari bahasa Yunani OZEIN yang berarti “smell atau bau.” Ozon merupakan suatu bentuk oksigen alotropis (gabungan dari beberapa unsur) yang setiap molekulnya memuat 3 jenis atom. Formula ozon adalah O3. Hampir 90% dari jumlah ozon di atmosfer berada pada lapisan teratas atmosfer yang dikenal dengan nama stratosfer yang berada sekitar 15-50 km diatas permukaan bumi. Wilayah berisikan konsentrasi terbesar dari ozon dinamakan sebagai lapisan ozon.

2.1.2.2 Manfaat Ozon
Ozon adalah gas beracun. Sebaliknya, lapisan ozon di atmosfer melindungi kehidupan di bumi karena ia melindunginya dari radiasi matahari dengan menyerap 90% radiasi sinar ultraviolet yang dipancarkan oleh matahari. Adapun manfaat lain adalah sebagai berikut
o Mengobati pasien dengan cara terawasi dan mempunyai penggunaan yang luas seperti perawatan kulit terbakar
o Mencuci dan memutihkan kain
o Membantu mewarnakan plastik
o Menantukan ketahanan getah
o Untuk membersihkan air minum
o Untuk pengolahan air minum dan air limbah
o Untuk pengawetan makanan
o Untuk mengenyahkan kuman sebelum di botolkan (antiseptik)
o Untuk sterilisasi peralatan kedokteran

2.1.2.3 Penyebab Kerusakan Ozon
Kerusakan lapisan ozon disebabkan meningkatnya pelepasan berbagai BPO atau ODS (Ozone Depleting Substance), diantaranya chlorofluorocarbons (CFCs) dan hydrochlorofluorocarbons (HCFCs) yang banyak digunakan pada pendingin AC dan lemari es. Selain dari kelompok CFC, dikenal juga BPO jenis lain seperti halon, metil bromide, carbon tetrachloride, aerosol, solvent dan foam yang digunakan pada busa pengembang, pemadam kebakaran, pelarut, pestisida, serta kaleng semprot untuk parfum atau pengharum ruangan. Chlofluorocarbons (CFC) mengandung klorin (Chlorin), florin (Fluorine) dan karbon (Carbon) merupakan faktor utama penipisan lapisan ozon.
Dalam waktu kira-kira 5tahun, CFCs bergerak naik dengan perlahan ke dalam stratosfer (15 – 50 km). molekul CFCs terurai setelah bercampur dengan sinar ultraviolet dan membebaskan atom klorin. Atom klorin ini berupaya memusnahkan ozon dan menghasilkan lubang ozon.

2.1.2.4 Dampak Kerusakan Ozon
o Kanker Kulit
o Katarak
o Kerusakan Genetik
o Penurunan Sistem Kekebalan hewan, tumbuhan dan organisme di air
o Mengurangi hasil pertanian dan hutan
o Mematikan anak-anak ikan, kepiting, dan udang di lautan
o Mengurangi jumlah plankton sebagai sumber makanan di laut
o Berpengaruh langsung pada pemanasan bumi yang disebut sebagai “efek rumah kaca”

2.1.2 Hubungan Remaja dengan Lapisan Ozon
Kerusakan lapisan ozon menjadi tanggung jawab bersama seluruh masyarakat dunia terutama kalangan remaja sebagai generasi penerus bangsa. Tanpa sadar remaja juga menjadi salah satu pihak yang melakukan beberapa kegiatan yang berpotensi merusak lapisan ozon. Beberapa kegiatan remaja yang dapat merusak lapisan ozon diantaranya penggunaan AC ,penggunaan Freezer,penggunaan Parfum, penggunaan pengharum Ruangan, dan penggunaan Kendaran Bermotor
Peran serta remaja sebagi generasi penerus bangsa sangat diperlukan dalam upaya perlindungan lapisan ozon. Remaja diharapkan mampu memberikan kontribusi yang besar dalam mengurangi kegiatan-kegiatan mereka yang dapat merusak lapisan ozon. Dengan rekondisi kebiasaan remaja diharapkan peran serta remaja dalam upaya perlindungan lapisan ozon dapat meningkat.

2.2 Kerangka Pemikiran dan Argumentasi Keilmuan
Berdasarkan teori yang ada dan hasil penelitian yang telah dijelaskan pada sub-bab sebelumnya, maka penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa lapisan ozon sangat penting bagi kehidupan di bumi karena ia melindunginya dari radiasi sinar ultraviolet yang dapat menyebabkan kanker kulit, katarak dan beberapa penyakit lain. Peran serta remaja sangat diperlukan meskipun remaja belum sepenuhnya sadar akar perannya dalam upaya perlindungan lapisan ozon, remaja harus tanggap dan kritis. Apalagi beberapa kegiatan yang mereka lakukan sehari-hari juga menjadi salah satu penyebab kerusakan lapisan ozon. Rekondisi kebiasaan-kebiasaan remaja dapat dilakukan untuk mengurangi kerusakan lapisan ozon. Namun, peran dari seluruh masyarakat juga sangat mutlak diperlukan untuk ikut bergerak mengurangi kerusakan lapisan ozon.
2.3 Hipotesis Penelitian
Dalam penelitian atau karya tulis tentang “Rekondisi Kebiasaan Remaja sebagai Upaya Perlindungan Lapisan Ozon”. peneliti mengajukan dua hipotesis sebagai berikut :
2.3.1 Hipotesis Kerja (H1)
Peneliti berpendapat bahwa remaja belum ikut serta dalam upaya perlindungan lapisan ozon (memiliki efektivitas di bawah 50%).
2.3.2 Hipotesis Alternatif (HO)
Peneliti berpendapat bahwa remaja sudah ikut serta dalam upaya perlindungan lapisan ozon (memiliki efektivitas di atas 50%).

BABIII
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Tujuan Khusus Penelitian
Penelitian ini bertujuan membantu pemerintah dalam menentukan kebijakan atau program dalam upaya perlindungan lapisan ozon. memang harus diakui bahwa kerusaakn lapisan ozon telah mempengaruhi berbagai aspek kehidupan di dunia termasuk di Indonesia. Walaupun pemerintah telah menjalankan program-program perlindungan lapisan ozon, namun kenyataanya hasil yang dicapai belum bisa optimal. Tentunya hal-hal tersebut dipengaruhi oleh banyak faktor penghambat.
Sangat penting untuk disadari bahwa jika kita ingin mencapai kefektivtasan yang tinggi, kita harus berupay ameningkatkan peran serta remaja khususnya dan masyarakat pada umumnya. Selain itu, kita juga harus merencanakan langkah-langkah ke depan (strategi khusus) guna perlindungan lapisan ozon.
3.2 Metode Dan Rancangan Penelitian
3.2.1 Metode Penelitian
Adalah mengemukakan secara teknis tentang metode-metode yang digunakan dalam penelitiannya atau prosedur atau cara mengetahui sesuatu dengan langkah-langkah sistematis tersebut (Syaifudin Hidayat, 2005:25)
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalh :
3.2.1.1 Metode Studi Pustaka
Peneliti menyadur buku penunjang yang isinya sesuai dengan topik permasalahan yang diteliti.
3.2.1.2 Metode Studi Media
Peneliti mencari situs-situs di internet yang isinya sesuai dengan pokok permasalahan dalam penelitian.
3.2.1.3 Metode Angket
Peneliti membagikan angket kepada sample yang diambil secara acak dari seluruh populasi untuk memperoleh data yang digunakan untuk menyusun karya tulis ini.
3.2.2 Langkah-Langkah Penelitian
Penentuan judul dilakukan pada bulan Juli 2008, tepatnya setelah peneliti mendapat informasi tentang LKTI. Kemudian dialnjutkan dengan pencarian sumber-sumber buku dan situs-situs yang menunjang. Lalu peneliti membuat angket dan membagikan angket secara langsung kepada responden sebagai bahan penelitian pada tanggal 14 Agustus 2008. setelah data terkumpul, peneliti melakukan analisis data dan menyelesaikan penyusunan karya tulis ini sampai selesai. Selanjutnya, karya tulis ini disampaikan kepada pembimbing untuk disetujui dan akhirnya siap dikirimkankepada panitia lomba.
3.3 Populasi dan Sampel
3.3.1 Populasi
Adalah himpunan keseluruhan dan objek yang diteliti atau totalitas objek psikologi yang dibatasi oleh kriteria tersebut. Populasi berdasarkan objek yang ada dikenal dua macam ukuran populasi yaitu :
3.3.1.1 Populasi tak terhingga adalah populasi yang didalamnya terdapat tak terhingga banyaknya objek.
3.3.1.2 Populasi terhingga adalah semua populasi dimana terdapat objek yang terhingga banyaknya (Syaifudin Hidayat, 2002:121-123)
Populasi yang diambil peneliti yang akan dijadikan bahan penelitian adalah populasi terhingga yaitu seluruh siswa SMA Negeri 1 Talun.
3.3.2 Sampel
Sampel dapat diartikan sebagai kelompok kecil yang diamati dan merupakan bagian dari populasi sehingga sifat dan karakteristik populasi juga dimilki oleh sample. Ada dua macam metode pengambilan sample, yaitu:
1. Pengambilan secara acak (random)
2. Pengambilan sample bersifat tidak acak (Singarimbun Masri, 1999:155).
Peneliti menggunakan metode pengambilan sample secara acak (random) karena sample ini merupakan sample kesempatan (probability sampling) sehingga hasilnya daapt dievaluasi secara objektif (Singarimbun Masri, 1999:156), selain itu peneliti juga beranggapan bahwa metode ini lebih efektif, efisien, dan akurat.
Sample yang diambil peneliti ini adalah beberapa siswa SMA Negeri 1 Talun berjumlah 100 siswa, yang terdiri dari 10 siswa kelas X-1, 10 siswa kelas X-2, 10 siswa kelas X-7, 10 siswa kelas X-8, 20 siswa kelas XI IPA 3, 20 siswa kelas XI IPA 4, 10 siswa kelas XII IPA 1, 10 siwa kelas XII IPA 2.
3.4 Instrumen Penelitian
Instrumen adalah seperangkat penelitian (berupa seperangkat tes dsb) untuk memperoleh data sebagai bahan pengolahan (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1990:334-335).
Instrumen yang digunakan peneliti di sini adalah angket yang berupa pertanyaan-pertanyaan beserta pilihan jawabannya.
3.5 Pengumpulan dan Analisis Data
Data-data penelitian ini dikumpulkan secara langsung dari responden kepada peneliti secara bebas tidak ada paksaan dari pihak manapun.
3.5.1 Jadwal Kegiatan Penelitian
3.5.2 Setelah data terkumpul,pengolahan data dilakukan dengan tahap-tahap sebagai berikut:
3.5.2.1 Pemeriksaan validasi data
3.5.2.2 Pengoreksian jawaban angket
3.5.2.3 Pengelompokan jawaban sejenis
3.5.2.4 Menghitung frekuensi masing-masing pilihan jawaban pada semua pertanyaan
3.5.2.5 Menentukan persentase masing-masing pilihan jawaban dengan hitungan:

Persentase Jawaban = Jumlah Jawaban Yang Sama X 100%
Jumlah Sampel
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Jabaran Variabel Penelitian
4.1.1 Pengertian Variabel
Beberapa ahli menyebutkan bahwa variable adalah :
4.1.1.1 Suatu sifat atau jumlah yang mempunyai nilai kategorial, abik kualitatif maupun kuantitatif (Rusidi, 1997:7)
4.1.1.2 Sebagai faktor yang berperan dalam peristiwa atau segala susuatu yang akan diteliti (Suradi Saryabrata)
4.1.1.3 Sebagai gejal yang bervariasi (Sutrisno Hadi)
4.1.1.4 Kualitas dimana peneliti ingin mempelajari dan menarik kesimpulan darinya (Kidder)
4.1.2 Variabel-variabel yang akan diukur oleh peneliti di antaranya adalah :
4.1.2.1 Lapisan Ozon
- Fungsi lapisan ozon
- Penyebab kerusakan lapisan ozon
- Dampak kerusakan lapisan ozon
- Upaya perlindungan lapisan ozon
4.1.2.2 Remaja
- Partisipasi remaja dalam upaya perlindungan lapisan ozon
- Pengetahuan remaja tentang kerusakan lapisan ozon dan upaya perlindungan lapisan ozon
- Kebiasaan/Kegiatan sehari-hari remaja yang dapat merusak ozon
4.2 Analisis Data
4.2.1 Pengetahuan Remaja tentang Lapisan Ozon
Berdasarkan hasil penelitian melalui media angket, dari 100 angket yang dibagikan ternyata 95 (95%) responden menyatakan sudah mengetahui tentang adanya lapisan ozon. Sedang 5 (5%) menyatakan tidak mengetahui tentang adanya lapisan ozon. Hal ini menunjukkan bahwa masih ada beberapa remaja yang belum mengetahui lapisan ozon.

Diagram 2
4.2.2 Sumber Pengetahuan Remaja tentang Lapisan Ozon
Dari 95 responden yang sudah mengetahui tentang Lapisan Ozon, sebanyak 57 (57%) menyatakan bahwa mereka mendapat informasi tersebut dari pelajaran di sekolah, sedangkan 15 (15%) di dapat dari TV, dan 6 (6%) menyatakan dari internet, serta 5 (5%) menyatakan dari majalah. Sisanya 12 (12%) responden memilih lain-lain. Responden beralasan bahwa mereka mendapat informasi dari surat kabar.
Diagram 3
4.2.3 Manfaat Lapisan Ozon
Dari 95 responden yang mengetahui tentang lapisan ozon, ternyata semua responden 95 (95%) menyatakan bahwa manfaat dari lapisan ozon adalah melindungi dari radiasi sinar ultraviolet. Hal ini menunjukkan bahwa lapisan ozon benar-benar dibutuhkan oleh kehidupan di bumi.
EMBED Excel.Chart.8 \s
Diagram 4
4.2.4 Pengetahuan Remaja tentang Kerusakan Lapisan Ozon Akhir-Akhir Ini
Dari hasil angket, sebanyak 93 (97,8949%) menyatakan tahu tentang kerusakan lapisan ozon akhir-akhir ini. Sedangkan sisanya sebanyak 2 (2.105%) menyatakan tidak mengetahui adanya kerusakan lapisan ozon akhir-akhir ini.

Diagram 5
4.2.5 Pengetahuan Remaja tentang Kegiatan Sehari-Hari yang dapat Merusak Lapisan Ozon
Semua responden (100%) yang mengetahui kerusakan lapisan ozon akhir-akhir ini menyatakan bahwa mereka mengetahui beberapa kegiatan sehari-hari yang mereka lakukan dapat menyebabkan kerusakan lapisan ozon.
Diagram 6
4.2.6 Kegiatan Sehari-hari Remaja yang dapat Merusak Lapisan Ozon
Sebanyak 12 responden (12,903%) memilih penggunaan AC, sebanyak 2 responden (2,150%) memilih penggunaan freezer. Sebanyak 5 responden (5,376%) memilih penggunaan parfum, sebanyak 19 responden (20,403%) memilih penggunaan kendaraan bermotor. Sebanyak 7 responden (7,526%) memilih penggunaan pengharum ruangan dan sisanya sebanyak 48 responden (51,612%) menjawab lain-lain, sebagian besar dari mereka memilih semua jawaban.

Diagram 7
4.2.7 Faktor Utama Penyebab Kerusakan Lapisan Ozon di Kalangan Remaja
Sebanyak 53 responden (56,898%) memilih penggunaan CFC dalam AC, Freezer, dan Parfum. Sebanyak 8 responden (8,602%) memilih penggunaan CCl4 dalam pestisida, alat Dry Cleaning, dan pemusnah bahan tanaman. Sebanyak 5 responden (5,376%) memilih penggunaan Halon sebagai bahan pemadam kebakaran. Sebanyak 20 responden (20,505%) memilih asap kendaraan bermotor, pabrik, dan pembakaran. Sisanya sebanyak 7 responden (7, 526%) memilih lain-lain yaitu pembasmi nyamuk.

Diagram 8
4.2.8 Partisipasi Remaja dalam Upaya Perlindungan Lapisan Ozon
Sebanyak 76 (81,720%) responden menyatakan belum ikut serta dalam upaya perlindungan lapisan ozon. Sedangkan 17(18,279%) responden menyatakan telah ikut serta dalam upaya perlindungan lapisan ozon.

EMBED Excel.Chart.8 \s
Diagram 9

4.2.9 Usaha Sebagian Remaja dalam Upaya Perlindungan Lapisan Ozon
Sebanyak 5 responden (29,411%) yang menyatakan telah ikut serta salam upaya perlindungan ozon menjawab mengurangi penggunaan AC, Freezer, alat Dry Cleaning, sebanyak 4 responden (23,529%) memilih mengurangi penggunaan parfum, hair spray, pengharum ruangan, pembasmi nyamuk. Sebanyak 2 responden (11,766%) menjawab hemat energi dan memanfaatkan sumber energi lain selain BBM. Sebanyak 6 responden (35,294%) memilih ikut dalam kegiatn penyehatan lingkungan (penghijauan).
Diagram 10
4.2.10 Prosentase Keefektivitasan Peran Serta Remaja dalam Upaya Perlindungan Lapisan Ozon
Berdasarkan hasil penyebaran angket, diketahui sebanyak 59 (63,440%) menyatakan keefektivan remaja dalam upaya perlindungan lapisan ozon adalah sebesar 25%, 16 (17,204%) responden menyatakan bahwa keefektivan peran remaja sebesar <20%, href="http://www.ozonsilampari.wordpress.com/">http://www.ozonsilampari.wordpress.com/
http://www.balipost.co.id/
http://www.tambangnews.com/
http://www.wawasandigital.com/
http://id.wikipedia.org/
http://www.sehatgroup.web.id/
http://antara.co.id/
http://www.e-smartschool.com/

Majalah
Gerbang, Edisi 41 April 2008. Jakarta